JAKARTA- Heydi Ibrahim akhirnya kembali ke grup band asal Semarang yang didirikannya tahun 1991 lalu. Tahun 2003 lalu dia keluar dan digantikan Njet, vokalis Flowers. Apa alasan di balik kembalinya Heydi?
Heydi mengaku keluar dari Powerslaves karena belum selesainya dia menjawab dua bakat yang dimilikinya dari Tuhan, yaitu seni rupa dan seni suara. “Harus dijawab dulu, di satu sisi ingin melukis, di sisi lain ingin menyanyi,” aku Heydi saat berbincang dengan okezone, Selasa (15/12/2010).
Karena Heydi tidak bisa menyambi kedua bakatnya sekaligus. Jika dia sebagai pegawai tetap, akan terjadi benturan jika ada tur 12 hari untuk Powerslaves, sementara cuti kantor hanya 12 hari.
“In the end (polemik) ini harus segera berakhir,” kata Heydi.
Akhirnya Heydi memilih seni suara dengan freelance sebagai ilustrator salah satu media tabloid, guna menyalurkan bakatnya yang lain. Tahun 2008 pun Heydi kembali bergabung dengan Anwar (bass), Acho (gitar), dan dua personel cabutan Firdy (drummer), dan Robby (gitar).
Selain itu, Heydi berminat kembali ke Powerslaves karena band ini telah memiliki management sendiri dan tidak berada di bawah management label. Menurutnya, label sudah terlalu banyak yang diurus, sehingga seringkali banyak hal terbengkalai.
Karenanya, Powerslaves membentuk management sendiri yang dibentuk fans mereka, Slavers. Management ini diberi nama Kereta Rock n Roll, sesuai dengan nama album ketiga mereka. Management ini dibentuk Oktober lalu dan berhasil merangkul kembali fans mereka yang sempat tertidur selama enam tahun.
Dalam album keenamnya, Powerslaves hanya bersinergi dalam pembuatan dan penjualan CD album mereka. Sedangkan untuk konser, tetap diatur management. Hal inilah yang membuat Heydi nyaman dan ingin bermusik kembali.
Menu
- MUSIC
Senin, 14 Maret 2011
Powerslaves Kembalikan Kejayaan Musik Rock RI Sebuah single bertajuk "Jangan Kau Mati" pun diusung sebagai pelepas rindu.
Hampir enam tahun vakum, grup musik asal Semarang, Powerslaves kembali menggebrak panggung musik Indonesia. Sebuah single bertajuk "Jangan Kau Mati" pun diusung sebagai pelepas rindu dengan penggemar lama dan baru.
"Kembalinya Powerslaves bukan karena kami tergoda melihat band-band baru yang meraih popularitas, tetapi sebagai bentuk kerinduan kami dalam bermusik," kata Heidy, vokalis Powerslaves ketika ditemui VIVAnews di Studio ARCI, Menteng, Kamis 22 Juli 2010.
Sejak melepas album kelima, Gak Bisa Mati tahun 2004, personel Powerslaves memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Heidy sendiri bekerja pada sebuah majalah anak-anak. "Suatu ketika muncul keinginan di hati saya untuk nge-band lagi. Ternyata keinginan itu menjadi doa," ujarnya.
"Tiba-tiba Anwar (pemain bass) dan Acho (gitar) menghubungi saya. Dari situlah kemudian kami kembali nge-band dan menghidupkan Powerslaves," tambahnya.
Sedangkan Anwar mengakui, buat mereka bisa kumpul lagi dan main musik sudah senang. "Ketika akhirnya kami bergabung dengan Irgo Ramayana Records untuk merilis album lagi, maka ini adalah rejeki," kata dia.
Setelah single "Jangan Kau Mati" diluncurkan, mereka pun bersiap melepas mini album berisi empat lagu, perpaduan dari dua lagu lama dan dua lagu baru, yaitu My Girl, Jangan Kau Mati, Malam Ini, dan Andai Kata.
Hampir semua lagu Powerslaves diangkat dari kisah nyata. "Lagu Jangan Kau Mati itu pengalaman sejati saya. Waktu itu, istri saya sakit keras. Saya sedih dan takut kehilangan dia. Dari situlah muncul ide Jangan Kau Mati," papar Acho.
"Ya, cinta sejati seorang lelaki terhadap istrinya," timpal Anwar.
Sementara itu, untuk rencana show sudah dirancang. Menurut Acho, Agustus nanti mereka akan show di beberapa kota di Jawa, seperti Yogya, Solo, Purwokerto dan Semarang. "Setelah Lebaran, show kami lanjutkan di beberapa daerah," ujarnya.
Powerslaves kali pertama terbentuk tahun 1991 di Semarang, Jawa Tengah. Band yang mengusung musik rock 'n roll dan blues ini, diawaki oleh Heidy (vokal), Kolem (gitar), Randy (gitar), Vidi (drum) dan Wiwik (keyboard). Lalu, personel berganti. Masuk Anwar Fatahillah (bass) dan Acho Jibrani (gitar).
Kini, Powerslaves bersisa tiga personel lama, yaitu Heidy, Anwar dan Acho. Namun, untuk kebutuhan rekaman dan manggung, mereka dibantu tiga additional player, yaitu Virdy (drum) Robby (gitar) dan Franky (keyboard).
Meski telah lama vakum, namun penggemar mereka tetap setia. Bahkan, Powersslaves pun mempunyai penggemar-penggemar baru.
"Terbukti, ketika kami manggung di Solo dan Yogya beberapa waktu lalu, penonton kami bukan hanya penggemar yang dulu, tetapi juga anak-anak remaja. Bahkan, yang membuat kami kaget, banyak remaja yang bisa menyanyikan lagu kami secara utuh. Intinya, kita kembalikan musik rock yang dulu sempat berjaya," tutur Heidy.
Ternyata, tambahnya, para remaja itu tahu Powerslaves dan lagu-lagu Powerslaves dari orangtua mereka. "Ya, mereka tahu lagu kami dari orangtua dan om mereka. Itu yang membuat kami makin antusias untuk kembali ke dunia musik bersama Powerslaves," kata Anwar........mantapppp....
"Kembalinya Powerslaves bukan karena kami tergoda melihat band-band baru yang meraih popularitas, tetapi sebagai bentuk kerinduan kami dalam bermusik," kata Heidy, vokalis Powerslaves ketika ditemui VIVAnews di Studio ARCI, Menteng, Kamis 22 Juli 2010.
Sejak melepas album kelima, Gak Bisa Mati tahun 2004, personel Powerslaves memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Heidy sendiri bekerja pada sebuah majalah anak-anak. "Suatu ketika muncul keinginan di hati saya untuk nge-band lagi. Ternyata keinginan itu menjadi doa," ujarnya.
"Tiba-tiba Anwar (pemain bass) dan Acho (gitar) menghubungi saya. Dari situlah kemudian kami kembali nge-band dan menghidupkan Powerslaves," tambahnya.
Sedangkan Anwar mengakui, buat mereka bisa kumpul lagi dan main musik sudah senang. "Ketika akhirnya kami bergabung dengan Irgo Ramayana Records untuk merilis album lagi, maka ini adalah rejeki," kata dia.
Setelah single "Jangan Kau Mati" diluncurkan, mereka pun bersiap melepas mini album berisi empat lagu, perpaduan dari dua lagu lama dan dua lagu baru, yaitu My Girl, Jangan Kau Mati, Malam Ini, dan Andai Kata.
Hampir semua lagu Powerslaves diangkat dari kisah nyata. "Lagu Jangan Kau Mati itu pengalaman sejati saya. Waktu itu, istri saya sakit keras. Saya sedih dan takut kehilangan dia. Dari situlah muncul ide Jangan Kau Mati," papar Acho.
"Ya, cinta sejati seorang lelaki terhadap istrinya," timpal Anwar.
Sementara itu, untuk rencana show sudah dirancang. Menurut Acho, Agustus nanti mereka akan show di beberapa kota di Jawa, seperti Yogya, Solo, Purwokerto dan Semarang. "Setelah Lebaran, show kami lanjutkan di beberapa daerah," ujarnya.
Powerslaves kali pertama terbentuk tahun 1991 di Semarang, Jawa Tengah. Band yang mengusung musik rock 'n roll dan blues ini, diawaki oleh Heidy (vokal), Kolem (gitar), Randy (gitar), Vidi (drum) dan Wiwik (keyboard). Lalu, personel berganti. Masuk Anwar Fatahillah (bass) dan Acho Jibrani (gitar).
Kini, Powerslaves bersisa tiga personel lama, yaitu Heidy, Anwar dan Acho. Namun, untuk kebutuhan rekaman dan manggung, mereka dibantu tiga additional player, yaitu Virdy (drum) Robby (gitar) dan Franky (keyboard).
Meski telah lama vakum, namun penggemar mereka tetap setia. Bahkan, Powersslaves pun mempunyai penggemar-penggemar baru.
"Terbukti, ketika kami manggung di Solo dan Yogya beberapa waktu lalu, penonton kami bukan hanya penggemar yang dulu, tetapi juga anak-anak remaja. Bahkan, yang membuat kami kaget, banyak remaja yang bisa menyanyikan lagu kami secara utuh. Intinya, kita kembalikan musik rock yang dulu sempat berjaya," tutur Heidy.
Ternyata, tambahnya, para remaja itu tahu Powerslaves dan lagu-lagu Powerslaves dari orangtua mereka. "Ya, mereka tahu lagu kami dari orangtua dan om mereka. Itu yang membuat kami makin antusias untuk kembali ke dunia musik bersama Powerslaves," kata Anwar........mantapppp....
Beberapa karateristik METAL
#Metalcore adalah gabungan dari aliran Hardcore Punk dengan Extreme Metal. Genre ini muncul belakangan pada era 2000'an tapi sudah menunjukkan ciri-cirinya melalui band-band seperti Deadguy, Earth Crisis dan Intergrity sejak era 90'an.
Musik metalcore memiliki ciri khas berupa gitar dituining drop D sampai C, menggunakan hardcore scream dan death growl (juga didampingi clean vocal pada band-band sekarang), penggunaan Breakdown dan Biasanya bassist mengikuti gitar rhythm.
#Deathcore adalah penggabungan dari dua jenis musik yaitu metalcore dan death metal.
Walaupun menjadi sub-genre Metalcore, deathcore sangat dipengaruhi oleh aliran death metal modern dalam hal kecepatan, depresi dan pendekatan untuk berhubung dgn kromatik, riff-riff yang berat dan hiruk pikuk (disonansi). Geraman dan teriakan sudah menjadi tradisi yang lazim, sering digabungkan dengan vokal Metalcore. Deathcore banyak memiliki waktu jeda dan riff-riff merdu yang biasa ada di aliran Metalcore.
Deathcore kadang-kadang stem gitar dari drop D sampai B (tergantung apresiasi musik itu sendiri). Biasanya tipe ritmik chord-chord pentatonik. Melodinya pun berkarakter, dari yang kromatik biasa sampai arpeggios.
#Death metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt) atau geraman maut (death growl). Teknik menyanyi seperti ini juga sering disebut "Cookie Monster vocals".
Beberapa pelopor genre ini adalah Venom dengan albumnya Welcome to Hell (1981) dan Death dengan albumnya Scream Bloody Gore (1987). Death metal kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh band-band seperti Cannibal Corpse, Morbid Angel, Entombed, God Macabre, Carnage, dan Grave.
Kemudian era 2000'an, Death Metal berkembang sangat pesat. Banyak band-band jebolan aliran death metal menjadi pembaharu dalam musik metal. Band-band tersebut antara lain Inhuman Dissiliency, Disavowed, Viraemia, Hiroshima Will Burn, Amon Amarth, Inveracity, The Berzeker, Dying Fetus, Condemned, dan masih banyak lagi.
Di Indonesia, genre ini diawali pergerakan dan perkembangan-nya di tahun 1990-an dengan band thrash metal Rotor di Jakarta. Pergerakkan utama Death Metal Indonesia berasal dari munculnya inisiatif oleh band Grindcore asal Malang, Rotten Corpse, yang menggarap untuk pertama kalinya (yang diketahui) musik Death Metal. Kemunculan dan permainan Rotten Corpse akan Death Metal merupakan pertanda dari lahirnya sebuah individu musik baru, bernama Death Metal. Beberapa band pioneer Death Metal lainnya di daerah lain, seperti Trauma dari Jakarta , Insanity dan Hallucination dari Bandung, Death Vomit dari Jogjakarta , Slow Death dari Surabaya, kemudian berkembang dengan band-band yang dianggap sebagai senior karena pengalamannya masing-masing seperti: Disinfected, Ancur, Plasmoptysis, dan Jasad dari Bandung, Siksa Kubur , Funeral Inception dari Jakarta dan Cranial Incisored Yogjakarta dan Semarang Grind Buto. Abysal. R.O.H, Blast Torment dari Padang,Total Rusak dari Bukittinggi, dan Praying For Suicide Tragedy dari Bukittinggi.
Perkembangan musik Death Metal di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat baik. Diantaranya terusulkannya suatu forum pusat dari pecinta Death Metal Indonesia, yang bernama forum Death Metal Indonesia, yang bernama Indonesian Death Metal atau disingkat IDDM. Kemudian juga muncul Indogrind.net, GUBUG RIOT, staynocase, dan lainnya. Saat ini, band-band baru Death Metal akan menyuarakan 'suara-suara maut' dalam event metal. Band-band Death Metal di Indonesia sekarang antara lain Dynasty of Waru, Bad Habit, Asphyxiate, Bleeding Corpse, Death Vomit, Kill Harmonic, Grind Buto, Infected Voice, Brain Ass, Hatestroke, Sickmath dan sebagainya.
Perkembangan Death Metal Indonesia setelah terciptanya IDDM, merupakan sebagai indikasi dan peresmian kelompok-kelompok Death Metal di seluruh wilayah Indonesia untuk go on public atau menunjukkan diri mereka masing-masing pada publik. Seperti pada saat ini, banyak sekali kelompok/komunitas Death Metal Indonesia di wilayah mereka masing-masing yang sudah menunjukkan diri mereka di Internet. Komunitas-komunitas tersebut masih merupakan bagian dari Indonesian Death Metal/IDDM. IDDM merupakan salah satu web penghubung yang menjadi tempat bertukar pikiran maupun aspirasi hingga media untuk iklan / promosi album maupun merchandise. Komunitas-komunitas tersebut diantaranya adalah Malang Death Metal Force, Bandung Death Metal, Bekasi HORDE! Death Metal, Jogjakarta Corpse Grinder, Magelang Death Metal Militia, Sukoharjo Death Metal, Semarang Death Metal, Bali Death Metal sampai Samarinda Death Metal dan masih banyak lagi komunitas di seluruh Indonesia.
Beberapa subgenre death metal:
* Technical death metal - Death Metal yang dikembangkan dengan nada-nada diatonis, merupakan perkembangan dari musik Death Metal ke yang lebih kompleks. Seringkali diasosiasikan sebagai penggabungan antara death metal dengan progressive rock dan jazz fusion.
* Melodic death metal - heavy metal dicampur dengan beberapa unsur Death Metal, misalnya death growl dan blastbeat
* Progressive death metal - gabungan antara death metal dan progressive metal
* Brutal death metal - Brutal Death Metal merupakan perkembangan dari Death Metal itu sendiri. Brutal Death Metal merupakan salah satu perkembangan yang berhasil menghasilkan perkembangan lagi di genre Death Metal. Brutal Death Metal menghasilkan Slamming-Gore Brutal Death Metal, Slamming-Groove Technical Brutal Death Metal, Slamming Goregrind, dan lainnya.
* Deathcore - gabungan antara metalcore/groove metal dengan death metal, merupakan genre Death Metal yang lebih menjurus kepada musik Post Hardcore.
* Death/Doom - gabungan antara doom metal dan death metal
* Blackened death metal - Blackened Death Metal merupakan usul-usul yang dilakukan oleh band-band Death Metal yang ingin menggabungkan kembali unsur Black Metal pada Death Metal seperti yang terjadi pada Era Pertama Death Metal, di mana Death Metal masih tercium bau-bau Black Metal.
Musik metalcore memiliki ciri khas berupa gitar dituining drop D sampai C, menggunakan hardcore scream dan death growl (juga didampingi clean vocal pada band-band sekarang), penggunaan Breakdown dan Biasanya bassist mengikuti gitar rhythm.
#Deathcore adalah penggabungan dari dua jenis musik yaitu metalcore dan death metal.
Walaupun menjadi sub-genre Metalcore, deathcore sangat dipengaruhi oleh aliran death metal modern dalam hal kecepatan, depresi dan pendekatan untuk berhubung dgn kromatik, riff-riff yang berat dan hiruk pikuk (disonansi). Geraman dan teriakan sudah menjadi tradisi yang lazim, sering digabungkan dengan vokal Metalcore. Deathcore banyak memiliki waktu jeda dan riff-riff merdu yang biasa ada di aliran Metalcore.
Deathcore kadang-kadang stem gitar dari drop D sampai B (tergantung apresiasi musik itu sendiri). Biasanya tipe ritmik chord-chord pentatonik. Melodinya pun berkarakter, dari yang kromatik biasa sampai arpeggios.
#Death metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt) atau geraman maut (death growl). Teknik menyanyi seperti ini juga sering disebut "Cookie Monster vocals".
Beberapa pelopor genre ini adalah Venom dengan albumnya Welcome to Hell (1981) dan Death dengan albumnya Scream Bloody Gore (1987). Death metal kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh band-band seperti Cannibal Corpse, Morbid Angel, Entombed, God Macabre, Carnage, dan Grave.
Kemudian era 2000'an, Death Metal berkembang sangat pesat. Banyak band-band jebolan aliran death metal menjadi pembaharu dalam musik metal. Band-band tersebut antara lain Inhuman Dissiliency, Disavowed, Viraemia, Hiroshima Will Burn, Amon Amarth, Inveracity, The Berzeker, Dying Fetus, Condemned, dan masih banyak lagi.
Di Indonesia, genre ini diawali pergerakan dan perkembangan-nya di tahun 1990-an dengan band thrash metal Rotor di Jakarta. Pergerakkan utama Death Metal Indonesia berasal dari munculnya inisiatif oleh band Grindcore asal Malang, Rotten Corpse, yang menggarap untuk pertama kalinya (yang diketahui) musik Death Metal. Kemunculan dan permainan Rotten Corpse akan Death Metal merupakan pertanda dari lahirnya sebuah individu musik baru, bernama Death Metal. Beberapa band pioneer Death Metal lainnya di daerah lain, seperti Trauma dari Jakarta , Insanity dan Hallucination dari Bandung, Death Vomit dari Jogjakarta , Slow Death dari Surabaya, kemudian berkembang dengan band-band yang dianggap sebagai senior karena pengalamannya masing-masing seperti: Disinfected, Ancur, Plasmoptysis, dan Jasad dari Bandung, Siksa Kubur , Funeral Inception dari Jakarta dan Cranial Incisored Yogjakarta dan Semarang Grind Buto. Abysal. R.O.H, Blast Torment dari Padang,Total Rusak dari Bukittinggi, dan Praying For Suicide Tragedy dari Bukittinggi.
Perkembangan musik Death Metal di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat baik. Diantaranya terusulkannya suatu forum pusat dari pecinta Death Metal Indonesia, yang bernama forum Death Metal Indonesia, yang bernama Indonesian Death Metal atau disingkat IDDM. Kemudian juga muncul Indogrind.net, GUBUG RIOT, staynocase, dan lainnya. Saat ini, band-band baru Death Metal akan menyuarakan 'suara-suara maut' dalam event metal. Band-band Death Metal di Indonesia sekarang antara lain Dynasty of Waru, Bad Habit, Asphyxiate, Bleeding Corpse, Death Vomit, Kill Harmonic, Grind Buto, Infected Voice, Brain Ass, Hatestroke, Sickmath dan sebagainya.
Perkembangan Death Metal Indonesia setelah terciptanya IDDM, merupakan sebagai indikasi dan peresmian kelompok-kelompok Death Metal di seluruh wilayah Indonesia untuk go on public atau menunjukkan diri mereka masing-masing pada publik. Seperti pada saat ini, banyak sekali kelompok/komunitas Death Metal Indonesia di wilayah mereka masing-masing yang sudah menunjukkan diri mereka di Internet. Komunitas-komunitas tersebut masih merupakan bagian dari Indonesian Death Metal/IDDM. IDDM merupakan salah satu web penghubung yang menjadi tempat bertukar pikiran maupun aspirasi hingga media untuk iklan / promosi album maupun merchandise. Komunitas-komunitas tersebut diantaranya adalah Malang Death Metal Force, Bandung Death Metal, Bekasi HORDE! Death Metal, Jogjakarta Corpse Grinder, Magelang Death Metal Militia, Sukoharjo Death Metal, Semarang Death Metal, Bali Death Metal sampai Samarinda Death Metal dan masih banyak lagi komunitas di seluruh Indonesia.
Beberapa subgenre death metal:
* Technical death metal - Death Metal yang dikembangkan dengan nada-nada diatonis, merupakan perkembangan dari musik Death Metal ke yang lebih kompleks. Seringkali diasosiasikan sebagai penggabungan antara death metal dengan progressive rock dan jazz fusion.
* Melodic death metal - heavy metal dicampur dengan beberapa unsur Death Metal, misalnya death growl dan blastbeat
* Progressive death metal - gabungan antara death metal dan progressive metal
* Brutal death metal - Brutal Death Metal merupakan perkembangan dari Death Metal itu sendiri. Brutal Death Metal merupakan salah satu perkembangan yang berhasil menghasilkan perkembangan lagi di genre Death Metal. Brutal Death Metal menghasilkan Slamming-Gore Brutal Death Metal, Slamming-Groove Technical Brutal Death Metal, Slamming Goregrind, dan lainnya.
* Deathcore - gabungan antara metalcore/groove metal dengan death metal, merupakan genre Death Metal yang lebih menjurus kepada musik Post Hardcore.
* Death/Doom - gabungan antara doom metal dan death metal
* Blackened death metal - Blackened Death Metal merupakan usul-usul yang dilakukan oleh band-band Death Metal yang ingin menggabungkan kembali unsur Black Metal pada Death Metal seperti yang terjadi pada Era Pertama Death Metal, di mana Death Metal masih tercium bau-bau Black Metal.
POWERSLAVES
Powerslaves adalah sebuah band yang membawakan musik Rock and roll dan Blues.
Band ini berdiri sekitar April 1991 di kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, diawali pertemuan Anwar Fatahillah (bass) dengan Heydi Ibrahim (vokal) yang memiliki kecocokan dalam konsep musik. Setelah merekrut personel pendukung lainya yaitu Kolem (gitar), Randy (gitar), Vidi (drum), dan Wiwiex Soedarno (kibor), akhirnya band Powerslaves pun berdiri dengan kekuatan yang solid.
Nama "Powerslaves" diambil dari ensiklopedia yang artinya "Sekelompok tentara Nabi Musa yang memiliki kekuatan dari dalam". Tapi, bagi mereka ada penjabaran khusus, yaitu kekuatan untuk menghasilkan musik keras tetapi tetap harmonis. Kekuatan musik Powerslaves adalah musik rock yang harmonis. Maka, tak heran banyak kalangan yang mengatakan saat itu, Powerslaves adalah terjemahan musik dari band top dunia, Guns N' Roses, Aerosmith, Rolling Stones dan Led Zeppelin.
Powerslaves mulai terkenal di industri musik Indonesia setelah merilis album pertama yang berjudul "Metal Kecil" pada tahun 1994 dan menghasilkan hit single "Impian". Hingga tahun 2004, Powerslaves telah menghasilkan 5 album. Namun, hingga saat ini nama Powerslaves tidak lagi terdengar merilis album baru di industri musik Indonesia, setelah keluarnya Andrian Franzzy (Guitar) yang bergabung dengan Boomerang, Edith Edot atau Edouard Soebijarso (Keyboard) sebagai additional player dan recording engineer di Legend@Studio, sebuah recording studio milik Ahmad Dhani leader dari Dewa 19. Dan paling terakhir adalah Agung Yudha Asmara (Drummer) yang juga bergabung bersama Dewa 19 di tahun 2007, menggantikan posisi Tyo Nugros sebagai drummer.
Di tahun 2010 Powerslaves mencoba bangkit dengan merilis mini album dengan single hit Jangan Kau Mati. Personil tetap Powerslaves 2010 adalah : Heydi Ibrahim (Vokal), Anwar Fatahillah (Bass), Acho Jibrani (Guitar) dan Wiwiex Soedarno (kibor) ditambah beberapa personil sebagai additional player.
Band ini berdiri sekitar April 1991 di kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, diawali pertemuan Anwar Fatahillah (bass) dengan Heydi Ibrahim (vokal) yang memiliki kecocokan dalam konsep musik. Setelah merekrut personel pendukung lainya yaitu Kolem (gitar), Randy (gitar), Vidi (drum), dan Wiwiex Soedarno (kibor), akhirnya band Powerslaves pun berdiri dengan kekuatan yang solid.
Nama "Powerslaves" diambil dari ensiklopedia yang artinya "Sekelompok tentara Nabi Musa yang memiliki kekuatan dari dalam". Tapi, bagi mereka ada penjabaran khusus, yaitu kekuatan untuk menghasilkan musik keras tetapi tetap harmonis. Kekuatan musik Powerslaves adalah musik rock yang harmonis. Maka, tak heran banyak kalangan yang mengatakan saat itu, Powerslaves adalah terjemahan musik dari band top dunia, Guns N' Roses, Aerosmith, Rolling Stones dan Led Zeppelin.
Powerslaves mulai terkenal di industri musik Indonesia setelah merilis album pertama yang berjudul "Metal Kecil" pada tahun 1994 dan menghasilkan hit single "Impian". Hingga tahun 2004, Powerslaves telah menghasilkan 5 album. Namun, hingga saat ini nama Powerslaves tidak lagi terdengar merilis album baru di industri musik Indonesia, setelah keluarnya Andrian Franzzy (Guitar) yang bergabung dengan Boomerang, Edith Edot atau Edouard Soebijarso (Keyboard) sebagai additional player dan recording engineer di Legend@Studio, sebuah recording studio milik Ahmad Dhani leader dari Dewa 19. Dan paling terakhir adalah Agung Yudha Asmara (Drummer) yang juga bergabung bersama Dewa 19 di tahun 2007, menggantikan posisi Tyo Nugros sebagai drummer.
Di tahun 2010 Powerslaves mencoba bangkit dengan merilis mini album dengan single hit Jangan Kau Mati. Personil tetap Powerslaves 2010 adalah : Heydi Ibrahim (Vokal), Anwar Fatahillah (Bass), Acho Jibrani (Guitar) dan Wiwiex Soedarno (kibor) ditambah beberapa personil sebagai additional player.
Metalheads
Buatku metal itu ada pada jiwa kita,bukan dari fashion.Dengan rambut botak pun jadi,kalo rambut gondrong lebih sadis (tapi aku orangnya malas keramas tiap hari..hahahaiiii).Sekarang sudah bukan jaman nya lagi metalheads berpakaian extreme (nanti disangka mau nakut2in ayam tetangga malahan) cukup pakai kaos dan celana pendekpun kita bisa menjadi metalheads sejati.
Langganan:
Postingan (Atom)